Photo by Pixabay.com |
Judul
💀 *Kangen*💀
Jenar meraih ponsel yg tergeletak di meja samping tempat tidur. Ia memeriksa panggilan kemudian pesan. Raut wajahnya tersirat kecewa tak ada apapun disana.
Ia merebahkan tubuhnya di ranjang, menghela napas panjang. Kemudian memeriksa ponselnya lagi. Sudah 3 hari ia tak mendapat kabar apapun dari Rio, kekasihnya yg melanjutkan studi di luar kota.
_'Apa lagi sibuk banget ya?"_ batin Jenar penuh rasa penasaran.
_'Apa kalo aku nelfon bakalan ganggu? Gimana kalo tugasnya numpuk? Gimana kalo dia kesal?_
Hatinya bimbang juga sedikit kesal karena merasa hanya dia yg kangen sendirian.
Pesan2nya bahkan tidak di balas sama sekali. Tapi untuk nelfon dia tak berani karna khawatir mengganggu.
Jenar kemudian mmberanikan diri utk menelfon. Setidaknya dia harus mencoba.
Panggilannya masuk, tapi tidak ada jawaban. _Kemana sih, Rio?_ kata Jenar dalam hati.
*_Kamu ga kangen apa?_* Jenar mengirim pesan singkat itu sambil membanting ponselnya ke kasur. .
Tak disangka beberapa menit setelah itu ada panggilan masuk, dari Rio. Jenar sontak loncat kegirangan.
"Halo?"
"Kemana aja sih?"
"Ada kok,"
"Trus kenapa ga ngabarin?"
"Ini ngabarin, sayang"
Jenar berdecak.
"Kayanya aku doang yg kangen ya? Kamunya ngga."
Tak ada sahutan.
"Kamu maunya gimana sayang?"
"Ya kasi kabar sehari sekali gapapa kok. Aku juga sibuk disini tapi aku selalu chat kamu, kamu yg ga pernah bales,"
"Iya maaf,"
Jenar berdecak lagi,
"Ish, ga kangen beneran ya kamu?"
"Kangen kok,"
"Kangen apa?"
"Ya kangen. Emng kamu kangen apa?"
"Ya semuanya lah, tatapan mata kamu sama tangan kamu yg sering nyubitin pipi juga," Jenar terkekeh.
"Bener?"
"Yaiyalah, kamu aja yg ga beneran kangen,"
Jenar mulai merajuk, tak ada sahutan lagi
"Halo?" jenar memeriksa suara di seberang.
"Iya sayang, maaf ya aku lagi ngerjain sesuatu nih."
Rio lalu mematikan telfon.
***
Beberapa hari kemudian...
Jenar sedang mengobrol dengan Jeni saat kurir paket berteriak memanggil,
"Paketttt..."
Jeni bergegas beranjak mengambilnya.
"Pesen apaan lagi?" Tanya Jenar. Jeni menggidikkan bahu, tak mau mmberi tau.
Tapi kemudian raut muka Jeni berubah,
"Buat kamu ini kak,"
"Oya? dari siapa?"
Jenar heran karna merasa tak memesan apapun.
Jeni menyerahkan paket itu. Jenar sumringah melihat nama pengirim yg tertera. Rio.
Dengan buru2 ia membuka paket itu. Tak sabar membuka hadiah dari kekasihnya.
"Aarrgghh..."
Jenar berteriak histeris dan dengan refleks melempar paket itu sampai isinya keluar dari box. Ia naik ke atas sofa.
Jeni yg belum selesai kaget krna teriakan Jenar, kembali lemas dengan isi paket itu.
Sepasang bola mata dan sepasang tangan terbungkus rapi di plastik transparan.
Tiba2 mereka merasa ingin muntah.
Jenar melihat kertas kecil yg terselip di box.
_'Ini perwakilan yan. Semoga ga kangen lagi sama mata dan tanganku '_
-End
Komentar
Posting Komentar