Ilustrasi: Pinterest |
07/01,
Fay bersikap aneh. Semalam ia menghilang tanpa siapapun tau dimana ia berada. Ia membuat khawatir semua orang, tapi ia tak paduli. Baginya akhir-akhir ini dunia membautnya pusing dan tak mengerti. Mmebuat ia harus mengambil sikap paling kekaknakan yang ada dakam dirinya, yakni kabur dari siapapun yang mengenalnya.
Siapa sangka? Tanpa dinyana, Fay menginap di rumah seorang yang bahkan sedikitpun tak dikenalnya. Ia bilang ia menginap di rumah itu karen ada tema y6nag mengjaknya. Kesempatan bagus, karena ketika ia berada di tempat asing, ia selalu merasa memasuki dunia baru.
Semalman di tempat asing itu, Fay kembal8i berfikir tentang Elisa, seseorang yang selalu mengganggu membuatnya kesal walau gadis itu hanya tersenyum padanya. Baginya Elisa adalah kumpulan dari semua sifat yang tidak disukainya didunia ini. Elisa cantik, tapi bukan itu yang emmbuatnya kesal. Tapi sikap Elisa yang menunjukkan seolah ia tak puas denga dirinya sendiri. Ia dikenal baik, tapi Fay melihatnya tidak seperti itu, Elisa hanya mencari muka, ia sebenarnya sangat egois dan bertindak semau hatinya tanpa emmikirkan bagaimana orang lain. Dan yang paling disesalinya, ketika seseorang bersikap aneh pada Elisa padhal orang itu menjukkan kalo ia ksal pada dirinya. Elisa akan bersikap seolah ia penuh perhatian dan menganggap tak pernah terjadi apa-apa.
###
21/03, Dia lagi...
“Memangnya seminggu ini penuh banget jadwal?” tanya Ghea lagi. Gadis itu tak lagi menyahut, hanya mengangkat bahu.
“KKN-nya kemaren gimana?” Ghea masih mencari bahan obrolan.
“Capek banget tau, apalagi aku kan di tunjuk jadi sekretaris yah. Aduh.. pokoknya kalo besok kamu KKN jangan mau jadi panitia inti, ga enak, capek… kerja sendiri bla..bla…” Fay menghela nafas.
“Pokoknya mah yang berhubungan dengan kampus emang bikin pusing.” Fay melirik ke arah gadis itu. Berlebihan, pikirnya. Ga ada yang berat kalo dikerjain, ingin ia katakan kalimat itu pada orang itu.
“Iya kak, emang!” Ghea menyetujuinya. Fay mendesah panjang. Manusia satu ini juga sangat mudah terpengaruh.
“Ya udah ya, Ghea. Aku balik dulu. Bye.” Ujarnya seraya menghilang dari pandangan mereka berdua.
“Aku pikir tadi kamu mau bilang iya,” Ujar Fay setelah memastikan gadis itu benar-benar pergi.
“Ya ngga-lah. Emangnya kita apaan?” Ghea langsung berubah raut wajah. “Nungguin Mr. Zett yang ga tau kembalinya kapan cuma buat dia,”
“Masalahnya adalah kalo dia bisa nemuin kamu besok-besok buat ngambil dokumen tadi, kenapa dia ga bisa nemuin Mr. Zett? Lagian ini masih pagi, dan kita disuruh nunggu sampe sore? yang benar aja…”
“Dia orang sibuk, Fay, katanya…”
“Sesibuk apa sih?” Fay mengernyitkan dahinya, “kebanyakan gaya,” gerutunya dalam hati.
——-
“Kak!”
Fay tersadar dari lamunannya. Ia kembali menatap orang didepannya. Ia adalah orang yang sama. Panggilan “Kak” adalah panggilan sehari-hari pelanggan pada Fay, mencari pengahasilan part-time dari sebuah kafe internet baru-baru ini dilakoninya. Dan ia sudah menghadapi beberapa pelanggan aneh dalam tanda kutip.
Naya, gadis yang kemarin pernah hampir membuatnya mengorbankan waktu-waktunya dengan Ghea, kini berhadapan langsung dengannya. Fay tau Naya tak akan ingat padanya atau sengaja tak akan ingat. Naya meminta Fay untuk men-scan dokumen sebanyak 17 lembar. “Semuanya?” tanyaku memastikan.
###
14/02, Sepi Valentinku...
Malam larut, hujan deras, angin berdansa tanpa arah seperti amatir yang tak peduli
nada-nada dalam lagu dansa. Kesana-kemari bukannya semakin indah malah semakin membuat Fay bosan, hatinya penuh kekalutan kalau-kalau si pedansa amatir akan mrobohkan semuanya.
Fay tak bisa memejamkan mata barang sedetikpun, hujan deras dengan teman akrabnya si petir yang berisik, berhasil membuat malam Fay semakin panjang.
Malam ini seharusnya tidak begini. walau ia tahu akan begini. semua orang hilang tanpa jejak.
###
05/06,
Sedetik berlalu. Kekesalan terpendam itu kini padam tak berbekas. Menyisakan kesejukan di dadanya. Fay tersenyum menatap teman-temannya yang diam menyimak pelajaran. Melirik seorang teman yang duduk disebelahnya, “Terimakasih karena tak terpancing emosi karena sikapku sedetik yang lalu”, ujarnya membatin, kepada diri sendiri, tapi sebenarnya ditujukan kepada orang yang ada disebelahnya.
Sedetik yang lalu, aura panas tanpa sebab kembali menyergap hati Fay. Tanpa izin sebelumnya, kekesalan itu memuncak kepada satu orang yang tak menyadari kesalahannya.
Oke Fay, tetaplah tenang. Orang seperti itu tak akan pernah bisa kamu mengerti dan tak akan pernah bisa berteman dneganmu. Dia terlanjur dnegan dirinya sendiri meski kau muak melihatnya…
Komentar
Posting Komentar