Dewasa
ini, seiring dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), media dakwah, baik
secara langsung ataupun tidak, juga mengalami kemajuan yang signifikan sehingga
mengefektifkan dan mengefisienkan pelaksanaannya untuk mencapai tujuan dakwah.
Dalam kacamata komunikasi, dunia
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi
media berikut juga
segala aspeknya. Banyak hal turut terpengaruh dengan pesatnya perkembangan ini. Misalnya Pola kerja, pola interaksi antar manusia, pola hubungan keluarga, sampai pola penyampaian pesan dan perilaku komunikasi. Salah satu aspek komunikasi yang juga terpengaruh dengan perkembangan ini adalah dakwah.
segala aspeknya. Banyak hal turut terpengaruh dengan pesatnya perkembangan ini. Misalnya Pola kerja, pola interaksi antar manusia, pola hubungan keluarga, sampai pola penyampaian pesan dan perilaku komunikasi. Salah satu aspek komunikasi yang juga terpengaruh dengan perkembangan ini adalah dakwah.
Dakwah merupakan salah satu praktik komunikasi yang mengambil berbagai
bentuk, Mulai dari komunikasi personal, komunikasi massa dan komunikasi
kelompok, yang oleh karenanya memerlukan media. Di era globalisasi, dakwah
dihadapkan pada tantangan menyampaikan syiar Islam melalui media massa ataupun
media sosial. Fenomena perubahan ini
menghadapkan para da’i pada tantangan baru: bagaimana berdakwah yang efektif di
media massa ataupun media sosial.
Televisi merupakan salah satu
media komunikasi massa yang memiliki kemampuan penetrasi kuat terhadap pasar
maupun konsumennya. Dibandingkan dengan media masaa lainnya, televisi merupakan
media berbentuk audiovisual yang banyak dimiliki masyarakat, mudah mempengaruhi,
memiliki keunggulan aktualitas yang tinggi dan memiliki daya tarik audio dan
visual yang memikat penonton. Karena itu, dakwah melalui televisi dengan
demikian memiliki pengaruh yang kuat terhadap komunikannya. Terdapat beberapa faktor penting yang harus
dipikirkan untuk menata ulang pesan-pesan dakwah dalam kemasan paket program
televisi yang menarik.
Trans TV adalah salah satu stasiun
televisi swasta yang eksistensinya diperhitungkan di Indonesia. Factor penting
yag di miliki Trans TV selain frekuensi channel yang mudah dijangkaui, durasi,
timing (momen penayangan), dan penonjolan aspek-aspek audiovisual, Trans TV
juga mengemas paket program-programnya dengan baik.
Menjadi stasiun Televisi yang
tayang di Indonesia (yang merupakan Negara dengan muslim terbesar di dunia),
Trans TV juga menayangkan program dakwah sebagai salah satu program
unggulannya. Sebut saja dua Islam itu Indah, dengan menampilkan Ustadz Maulana
sebagai da’i dan Berita Islam Masa Kini dengan menampilkan
pembawa acara sekelas Zaskia Mecca. Teuku Wisnu, Zezee Shahab dan lainnya.
Dengan prestasi yang pernah
dicapainya sebagai televisi nomor 1 untuk kaum menengah ke atas dan program
ramadhannya yang serinngkali meraih penghargaan. Trans TV seharusnya sudah
menyadari bahwa program yang ditayangkannya menjadi panutan, termasuk juga
program dakwah. Namun, belakangan ini, program dakwah Trans TV justru beberapa
kali mengalami masalah.
Pertama ialah program Berita
Islam Masa Kini, yang memicu kontroversi dan keresahan masyarakat muslim,
dengan pernyataan pembawa acara yang menyebutkan bahwa mengirim al-fatihah
ataupun Yasinan adalah bid’ah. Menurut beberapa artikel, pembelaan yang
dilakukan Trans TV adalah dengan mendeklarasikan bahwa program tersebut
merupakan berita islam dari segala aliran. Dengan keadaan sosial dan budaya
masyarakat muslim di Indonesia yang cenderung mudah khawatir akan aliran sesat,
sebagai pihak penyiar, Trans TV tidak dibenarkan serta merta menyiarkan program
beraliran “segala” dengan tanpa sensor, bahkan jika itu terjadi pada tayangan live
sekalipun. Pihak Trans TV dalam perencanaannya seharusnya dengan cerdas
mengemas program tersebut dengan pemberitahuan seperti misalnya, “menurut
aliran ini begini…” dan “menurut aliran itu begitu…”, karena jika satu
pernyataan saja yang diungkap dan diucapkan oleh pembawa acara, masyarakat
Indonesia yang masih awam akan menganggapnya sebagai pernyataan pasti tanpa
peduli aliran apa yang dimaksudkan. Bahkan bukan tidak mungkin, pernyataan yang
awalnya merupakan naskah berita yang dibacakan oleh pembawa acara akan di
anggap sebagai pernyataan dari pembawa acara itu sendiri. Meski begitu, diluar
kesalahan tersebut, program Berita Islam Masa Kini merupakan program
yang patut di pertahankan dengan mempelajari kesalahan sebelumnya dan evalusi
lebih agar menjadi tontonan yang layak menjadi tuntunan.
Program kedua ialah program Islam
itu Indah. Dari pertama kali
penayangannya, program ini sedikit mengalami guncangan kontroversi karena da’i untuk
program tersebut dinilai lebih berbakat di bidang komedi daripada di bidang
dakwah. Pembawaan dakwahnya yang selalu diiringi lawakan, membuat Ustadz
Maulana seringkali di kecam oleh beberapa pihak. Hanya saja, guncangan dan
kecaman ini kemudian dilupakan dan padam dengan sendirinya seiring berjalannya
waktu, bahkan program tersebut bertahan hingga saat ini.
Mulai lupa dengan istilah “Ustadz
yang lucu”, belakangan ini Ustadz Maulana kembali di kecam karena pernyataannya
pada program ‘Islam Itu Indah’ di Trans TV baru-baru ini dinilai telah
melanggar ayat Al-Qur`an dan memicu keresahan masyarakat Muslim. Melihat hal
ini, Trans TV terkesan tidak melakukan evaluasi dengan benar. Melihat
kontroversi yang terjadi pada program
lain yang juga di bawah asuhannya, seharusnya Trans TV bisa belajar dari
kesalahan itu. Lagi-lagi Trans TV seharusnya tidak melulu mementingkan rating
acara dan kuantitas lainnya, tapi juga memperhatikan kualitas. Hal ini
karena predikat “Ustadz” sangat erat kaitannya dengan dakwah islam. Jika ustadz
bermasalah maka yang tercoreng nantinya bisa jadi bukan hanya Ustadz itu
sendiri, tapi juga Islam. Yang bermasalah nantinya antar umat se-agama, saling
menyalahkan satu sama lainnya.
Selain itu Ustadz merupakan salah
satu publik figur yang diikuti oleh masyarakat awam dalam hal keagamaan tanpa
peduli latar belakang dan maksud/ tujuan sebenarnya, selama ia menjaga
citranya. Akan baik jika Ustadz yang direkrut adalah ustadz yang benar-benar
mengajarkan agama, namun jika terus saja memunculkan masalah bukannya
mengajarkan agama, tapi akan memunculkan perselisihan antar sesama muslim dan
menimbulkan su’usdzan yang tak kunjung selesai.
Karena pernyataannya tentang
“membolehkan pemimpin non-muslim” itu, kecaman terdahulu kembali diungkit,
yaitu tentang ‘Ustadz yang pantas menjadi pelawak’, bahkan muncul keluhan
lainnya seperti isi materi yang ‘aneh’ (karena dinilai ada beberapa hal yang
aneh mengenai mudahnya dia menjawab pertanyaan yang cenderung seperti berfatwa
dengan ilmunya sendiri (sebab beliau tidak pernah menggunakan dalil baik al-Quran
atau pun hadist ataupun menukilkan pendapat ulama), seperti jawabannya mengenai
bolehnya memakai jimat dan memandikan benda-benda pusaka pada waktu-waktu
tertentu). Wallahu A’lam.
Sebagai media yang mempunyai
program dakwah yang termanajemen dengan baik, dan tentunya memiliki kualitas
sumber daya manusia (SDM) yang baik pula, Trans TV seharusnya sudah
berpengalaman untuk tidak terjatuh di lubang yang sama. Manejemen yang baik seharusnya
mengevaluasi segala program ataupun kegiatan secara baik pula. Setelah
evaluasi, bukan kemudian dilupakan tapi juga menyertakan evaluasi tersebut
dalam perencanaan selanjutnya, hal ini untuk menghindari kesalahan yang sama
dalam pelaksanaan program atau kegiatan di bawah asuhannya.
Program dakwah Islam itu Indah dan Berita
Islam Masa Kini merupakan program yang dapat menjadi anak panah yang tepat
untuk menuju sasaran dakwah. Islam itu Indah akan lebih baik jika
disampaikan oleh ustadz kharismatik yang benar-benar punya image indah
dan menenangkan, bukan image Islam itu ‘Lucu’. Berita Islam Masa
Kini, dengan ide dan konsep yang tidak dimiliki stasiun televisi lainnnya,
juga aan menjadi motor penggerak dakwah utnuk memberikan pengethaun lebih pada
penonton, jika saja penyampaiannya tidak mengesankan berpihak pada salah satu
aliran. Terlebih jika kedua program teresbut tidak menuai kontroversi dengan
memperhatikan kesalahan yang lama lalu memperbaikinya, tayangan tersebut akan
menjadi tayangan berkualitas, yaitu tayangan yang tidak hanya menjadi tontonan,
tetapi juga layak menjadi tuntunan.


Komentar
Posting Komentar