Untuk Mama yang “katanya”
merindukanku….
Telfonku sering kali berdering.
Aku mengangkatnya setelah belasan
kali berbunyi
Bukan disengaja tapi, Akhir-akhir
ini telfon membuatku bosan.
“Kemana saja, kenapa baru diangkat, lagi sibuk?”
Suara itu selalu membuat jantungku berdegup.Itu suara mamaku.
“Sudah berapa bulan kau tak pulang? Bahkan tak menelfon jika tak di
telfon? Tak rindukah kau, anakku?”
Pertanyaan kedua terdengar sebelum ada jawaban untuk pertanyaan
pertama.
Rindu…
Pulanglah….
Adalah dua kata yang paling kubenci ketika siapapun mengutarakannya
padaku.
Aku benci kata-kata itu
aku tak menyukainya…..
Bukan..
Bukan Karena aku tak meridukan mereka
tapi karna aku akan menangis walau hanya mendengar salah satu dari
kata itu.
“Tak rindukan aku?”
Kenapa hal sperti itu harus ditanyakan dan dinyatakan?
Tanpa berkata dan dikatakan mereka harusnya mengerti bahwa aku
teramat merindukan mereka.
Tak bisakah kau
merasakannya, Ma?
Aku adalah orang yang tersiksa jika sedang merindukan seseorang, khususnya
kau, Mama…
Aku tak bisa menjadi seperti mereka yang begitu mudah
mnyatakan Rindu dan Cintanya.
Aku adalah orang
yang akan langsung sesak di dada jika menyebut kata Cinta.
Aku adalah orang
yang menangis jika dirindukan dan merindukan seseorang.
Bahkan aku tak
sanggup hanya untuk bilang “Butuh” atau “Tetaplah disini bersamaku”
Maka beginilah aku…
Yang selalu kehilangan dan ditinggalkan karna dianggap tidak punya
hati
Tak punya Cinta bahkan tak bisa membalas Rindu.
Sering aku menanyakannnya pada Tuhan dalam sujudku…
Sering juga aku bertnya pada diriku sendiri.
“Adakah orang lain seperti aku? Di mana aku bisa menemukannya?”
Hanya agar tau bahwa aku tidaklah berbeda…
Ma..
Aku mohon jangan tanya lagi soal Rindu.
Karna rindu yang kurasakan selalu lebih dahsyat dan teramat dalam
daripada rindu mereka yang bisa mengatakannya.
Mohon jangan tanyakan lagi soal Cinta, Ma…
Karena tanpa mengatakannya
Engkau sudah tau kan aku mencintaimu lebih dari apapun dan
siapapun..
Jangan buat aku menagis, lagi, Ma.
Karna ketika aku menangis.. Kaulah orang pertama yang akan terluka.
Anakmu,
Yang Dipenjara Rindu
Komentar
Posting Komentar