Hades
(Sebuah novel sang autis) menceritakan kehidupan seorang pemuda autis bernama
Rendra yang begitu dingin dan misterius. Ia nyaris tak pernah bicara tak pernah
beranjak dari tempat duduknya di Sekolah, tak pernah peduli pada apa dan
siapapun, bahkan seolah tak pernah ada. Tak ada yang menyangka bahwa anak
seorang pejabat parlemen pusat itu diam-diam menyimpan banyak kasus mengerikan,
penuh misteri, dan horor. Dia diduga kuat melakukan berbagai tindak kekerasan
bahkan membunuh teman sekolahnya. Rendra yang autis seolah-olah adalah jelmaan
dari Hades (Dewa kematian dalam mitologi Romawi Kuno), yang menebarkan
kengerian bagi orang-orang disekitarnya.
Novel ini ditulis dengan bahasa yang
mudah dipahami dan gaya penceritaan yang cukup menarik, penuh intrik dan
ketegangan. Penulis juga cukup berhasil membawa emosi pembaca untuk selalu
ingin tahu kelanjutan novwel ini dari setiap bab yang dibangunnya.
Tidak hanya berperan sebagai sarana
hiburan, tapi novel ini juga memberikan kesadaran bahwa para penderita autis
adalaha juga bagian dari kehidupan kita.
Ending
yang tak terduga dan tak mudah ditebak, menjadikan novel ini mempunyai
nilai plus tersendiri karena berbeda
dengan novel lokal yang kebanyakan bagian akhir ceritanya sudah diketahui oleh
pembaca.
Menurut
saya pribadi, novel seperti ini tergolong langka, unik dan taka da masalah jika
harus dibaca oleh berbagai kalangan, baik dewasa, remaja maupun anak-anak.
Meskipun hanya novel fiksi dan berperan sebagai bacaan hiburan biasa, namun novel
ini melengkapi diri dengan alur “pengasah otak” dan menyiratkan pesan moral
yang cukup dalam, penderita autis adalah juga bagian dari kehidupan kita.

Komentar
Posting Komentar