AGAMA JAINISME DAN SIKHISME
1.
AGAMA JAINISME
Agama Jain atau
Jainisme muncul di Magadha, India Utara pada zaman Wiracarita, masa akhir zaman
brahmana sekitar abad ke-6 SM. Istilah lain jain berasal dari kata Jina dari
Bahasa Sanskerta, yang berarti “Pemenang” atau yang “Mengalahkan”. Yang
dimaksud adalah berhasil mengalahkan, atau mengatasi secara tuntas kungkungan
atau belenggu penyakit dan penderitaan dalam kehidupan. Orang seperti itu
disebut sebagai jaina, pemenang.
A.
PEMBAWA AGAMA JAIN
Nataputta Vardhamana
(599-527 SM), berayah Raja Shriyama dan ibunya Permaisuri Devanada dari
kerajaan Moghadah.
B.
POKOK-POKOK AJARAN
1)
Kitab
Suci
Kitab suci agama Jain adalah Siddhanta, bermakna pembahasan disebut
juga Agamas, berarti perintah, ajaran, bimbingan, disusun dalam Bahasa
Ardhamagadhi. Isi kitab Jain terdiri 12 angas (bab), dibagi menjadi 14 purwa,
lima Pakarana dan literature sutra. Menurut Jainisme, kitab yang orisinal sejak
zaman Tirthankara yang pertama terdiri dari dua buah buku suci, yaitu 14 Purwa
dan 11 Angas. Kesebelas angas terdiri dari 45 teks. Selain itu,
terdapat pula 12 Upanga, 10 Painna (prakirna), enam Chheddasutra,
Nandi, dan Anuyogadvara serta empat Mulasutra.
2)
Konsep
tentang Tuhan
Pandangan dan
pemikiran yang menolak adanya Tuhan pencipta, melahirkan banyak tanggapan; ada
yang mengategorikan Jainisme sebagai ateis, nonteis, dan agnotisisme.
3)
Konsep
tentang alam
Filsafat
Jainisme tentang alam dapat dirumuskan sebagai berikut; pertama, adanya makhluk
hidup; kedua adanya makhluk tak hidup; ketiga terjadinya hubungan Antara
makhluk hidup dan tak hidup; keempat, hasil dari hubungan memasukkan energi
karma dapat dihentikan saat tercapai moksa (kebebasan jiwa dari belenggu
duniawi), yang menjadi tujuan akhir dari kehidupan.
4)
Konsep
tentang Karma dan Samsara
Jainisme
mengikuti ajaran brahmanisme tentang karma dan samsara.
5)
Konsep
tentang Pencerahan (Moksa)
Tujuan akhir
ajaran Jainisme adalah mencapai kehidupan yang sempurna
6)
Konsep
tentang Plurakitas Jiwa (Roh)
Mahavira
mengajarkan bahwa bukan hanya benda yang hidup yang mempunyai jiwa,
7)
Konsep
tentang Epistemology
Epistemology
Jainisme menolak pandangan Carvaka, bahwa persepsi adalah satu-satunya
sumber pengetahuan.
C.
PUASA
o
Puasa
penuh:tidak makan dan minum secara penuh dalam jangka waktu tertentu.
o
Puasa
sebagian: makan lebih sedikit dari yang dibutuhkan untuk mencegah rasa lapar.
o
Vruti
sankshepa:membatasi jenis makanan yang dimakan.
o
Rasa
parityaga:menghindari makanan yang disenangi.
o
Puasa
agung, beberapa pendeta jain berpuasa berbulan-bulan dalam sekali puasa.
D.
SEKTE-SEKTE
a.
Sekte
Svetambara, adalah pengikut Jain yang mendiami wilayah utara pegunungan
Vindaya, bersuhu sejuk, selalu mengenakan pakaian putih (jemaat berpakaian
putih).
b.
Sekte
Digambara, adalah pengikut Jain yang mendiami wilayah selatan pegunungan
Vindhya itu, yang beriklim panas, tidak mengenakan pakaian (jemaat bertelanjang
bugil bagaikan langit”.
E.
RITUAL
·
Samsyika:
ritual berlatih ketenangan jiwa dengan cara duduk bermeditasi selama 48 menit
dan melupakan berbagai aktivitas keseharian.
·
Chaturvimshati:
pemujaan 24 Tirthankara setelah mencapai sambhav di Samayik.
·
Vandan:
penghormatan kepada para pendeta dan guru, sebagai manusia berjasa yang
membimbing kepada kebenaran. Penghormatan dan ketundukan, sekaligus menjadi
latihan melepaskan sifat-sifat egoism dalam diri.
·
Pratikramana:
pertobatan dengan proses mengakui dosa yang telah dilakukan serta menyesalinya
(introspeksi diri).
·
Prathyakyana:
penolakan terhadap berbagai kegiatan tertentu untuk mengurangi karma.
·
Kayotsarga:
meditasi jiwa (keheningan).
2.
AGAMA SIKHISME
A.
SEJARAH AGAMA SIKH
Agama Sikh
didirikan oleh Nanak Dev, ia lahir pada 15 April 1469 M di sebuah desa kecil
ditepi sungai Ravi, sekitar empat kilometer sebelah barat daya Lahore, Punjab.
Dia terlahir sebagai seorang Hindu.
B.
TOKOH-TOKOH AGAMA SIKH
1)
Guru Nanak (Guru Pertama, 1469-1539 M)
2)
Setelah kematian Guru Nanak, Lehna menjadi
Guru Angad, Guru kedua (1539-1552)
3)
Guru Amar Das (1552-1574)
4)
Guru
keempat adalah Guru Ram Das (1574-1581),
5)
Guru
Arjun adalah Guru kelima (1581-1606)
6)
Pengganti
Guru Arjun adalah Guru Har Gobind (1606-1644)
7)
Selanjutnya
adalah Guru Har Rai (1644-1661)
8)
Guru
Har Krishan (1661-1664)
9)
Guru
Tegh Bahadur (1664-1675)
10)
Guru
Govind Singh (1675-1708)
C.
POKOK-POKOK AJARAN AGAMA SIKH
Kitab
Suci Agama Sikh
Kepemimpinan
guru yang menguasai kehidupan agama Sikh berakhir secara resmi dengan
berakhirnya jabatan guru yang kesepuluh pada tahun 1708. Sejak saat itulah,
guru kaum Sikh adalah Kitab sucinya, terutama Adi Granth, karena disamping kitab
ini terdapat pula kitab suci yang kedua, yaitu Dasam Granth
Berikut
ini penjelasan mengenai kedua kitab Sikh Adi Granth dan Dasam Granth:
1.
Adi Granth
Kitab
suci ini mencakup beberapa kumpulan nyanyian-nyanyian keagamaan yang dikarang
oleh Guru Lima terdahulu. Nyanyian tersebut kira-kira mencapai 6.000 lagu.
2.
Dasam Granth
Dasam
Granth bermakna Kitab Guru Kesepuluh ( the Granth of the Tenth Guru). Didalam
himpunan itu pun termasuk karya tokoh-tokoh Hindu dan karya tokoh-tokoh Islam,
termasuk himpunan sajak Kabir (1488-1512 M)
dan himpunan sajak Ramananda (abad ke-15 M), seorang tokoh reformasi
dalam agama Hindu.
D. PEMIKIRAN
DAN KEPERCAYAAN SIKH
1)
Tauhid (paham monoteisme). Paham ini mereka
adopsi dari umat Islam. Hanya saja, mereka campuri dengan perbuatan syirik
ajaran Hindu. Pemimpin mereka menganggap, seperti yang disebutkan dalam kitab
suci mereka, “Sungguh, Brahma keluar dari pusar Wisnu”.
2)
Panteisme. Kemungkinan besar paham ini diambil
dari tradisi keagamaan Hindu. Tradisi keagamaan Hindu meyakini bahwa semua
makhluk ciptaan berasal dari materi tuhan dan bahwa tujuan final ciptaan yaitu
bersatu dengan Tuhan.
3)
Pengharaman terhadap penyembahan dan pembuatan
berhala
4)
Reinkarnasi. Dalam Hindu reinkarnasi
menggambarkan roh-roh manusia akan terus berpindah dari satu jasad ke jasad
lainnya sampai roh tersebut selamat dan akhirnya bersatu dengan Dewa Brahma. Agama Sikh mengambil jalan tengah dengan menyatakan untuk
menyerahkan semua kepada Allah. “sungguh reinkarnasi tidak seluruhnya benar.
Manusia akan selamat dalam reinkarnasi, semata-mata karena kelembutan Allah”.
5)
Larangan
Kependetaan. Sikhisme mewajibkan anggota kelompoknya bekerja untuk mendapatkan
rezeki.
6)
Keimanan
terhadap kenabian dan kerasulan.
7)
Penghalalan
minum arak dan makan daging babi. Pengharaman memakan daging sapi (berasal dari
Hindu).
8)
Dakwah
persatuan antara umat Hindu dan umat Islam. berpegang pada semboyan : “Bukan
umat Hindu dan bukan pula umat Islam”. Govind Singh menegaskan: “Tidak ada
perbedaan antara mandir, kuil umat Hindu, dan masjid, tempat ibadah umat
Islam”.
9)
Menjaga
dan menjalankan 5 K:
a)
Kesh : membiarkan rambut dan jenggot panjang
b)
Kanga
: diibaratkan mengepang rambut dan dibiarkan terikat dengan sisir
c) Kachha : memakai celana lebar yang menyempit dibagian lutut.
d) Kara : gelang besi yang melingkari pergelangan tangan, sekaligus melarang
umatnya memakai perhiasan
e)
Kirpan : sejenis pisau yang dipakai umat Sikh untuk
dijadikan hiasan, juga digunakan untuk melindungi diri dari musuh.
E. PRAKTIK
KEAGAMAAN
Agama
Sikh tidak banyak merumuskan upacara ibadat. Ibadat dalam rangka mengingat
Tuhan untuk menyucikan rohani dari pengaruh-pengaruh yang menjauhkan manusia
dari Tuhan.
F.
SEKTE-SEKTE AGAMA SIKH
-
Sekte
Namdari, Ciri khas sekte ini adalah: Tidak mau makan makanan yang tidak dimasak
oleh anggota kelompoknya sendiri ; Tidak mau makan dan minum makanan
najis, minuman haram atau khaddhar; Sikap terhadap penguasa sangat keras:
selalu memboikot kantor-kantor pos dan pengadilan Inggris; dan juga selalu mencoba
mengusir kekuatan Inggris & berusaha membangun kekuatan sendiri meskipun
gagal.
-
Sekte
Akali. Sekte yang didirikan oleh Banda Biragi setelah perang dunia kedua. Cirri
sekte ini adalah: Sering melakukan perang grilya dan menyamar didalam kerumunan
orang banyak; Selalu menimbulkan kerusuhan yang merepotkan penguasa; Tidak
menetap di suatu tempat; Tidak pernah meninggalkan jejak setelah melakukan
pembunuhan, penyerangan / penghancuran sesuatu sasaran ; Sering
menghancurkan mesjid dan mengobrak-abrik makam kaum muslimin ; Selalu
menjadi bahan pengamatan pasukan Inggris di India saat itu
G.
PERKEMBANGAN AGAMA SIKH
Meskipun orang-orang Sikh telah menyebar
keseluruh dunia, khususnya ke Amerika Utara dan Inggris, Sikhisme masih
berhubungan erat dengan tempat kelahirannya di Punjab. Dengan berawalnya abad ke-19, nilai-nilai religious Sikh di India
dikalahkan oleh kebudayaan Hindu yang dominan. Akan tetapi, begitu abad ke-19
berakhir, hasil kerja misionaris Hindu dan Kristen di Punjab memaksa
orang-orang Sikh melanjutkan gerakan ofensifnya. Kelompok-kelompok kecil
didirikan untuk memberikan pendidikan iman kepercayaan kepada orang-orang Sikh
dan sekolah-sekolah didirikan dimana Guru Granth Sahib memainkan peran kunci.
Undang-Undang Gurdwara Sikh pada tahun 1925 menempatkan tanggungjawab untuk
memelihara tempat-tempat pemujaan ditangan suatu panitia. Panitia memutuskan
bahwa Sikhisme sejak lama telah dibuat lemah oleh kedekatannya dengan Agama
Hindu dan panitia memimpin suatu gerakan untuk kembali pada Sikhisme yang
“murni”.
Pada tahun 1947, Punjab, tanah air Sikh, dipecah dan 2.600.000
orang Sikh pindah ke India dari daerah-daerah bagian Punjab yang dikuasai
Pakistan. Walaupun 80%dari orang-orang Sikh masih tinggal di Punjab mereka
mulai melihat agama mereka sebagai agama dunia, bukan hanya sekedar agama
local. Banyak orang Sikh yang meninggalkan tanah air mereka untuk tinggal di
Amerika Serikat dan komunitas mereka sekarang berjumlah kurang lebih 350.000
jiwa.
[Kutipan dari Anita Astuti]